Sumur
Miring di ISI Yogya, Karya Seni yang Menunggu Ambruk
Sumur
Miring ini menjadi semacam ikon, semacam penciri khas, setidaknya untuk kawasan
itu. Bahkan identitas ini juga melebar dan meluas menjadi bagian ciri khas dari
ISI itu sendiri. Sumur Miring menjadi semacam monumen yang mengingatkan orang
akan ISI atau akan kawasan Dusun Prancak, dusun tempat ISI berdiri.
sumur miring ISI bukan sumur dalam arti sebenarnya, tapi kreasi seni
Kata
sumur bukan merupakan kata yang asing bagi telinga orang Indonesia. Demikian
pun dengan makna kata tersebut. Akan tetapi sumur miring mungkin terdengar
sedikit aneh karena tidak lazim. Lebih tidak lazim lagi karena sumur tersebut
memang sengaja dibuat miring. Sumur Miring, yang sungguh sengaja dibuat miring,
mungkin hanya terdapat di Yogya.
Sumur
yang berada di sisi barat kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Sewon, Bantul,
tersebut sengaja dibuat miring oleh pembuatnya mungkin dimaksudkan untuk
menumbuhkan dan mencengkeramkan ingatan orang akan keberadaannya yang tidak
lazim (aneh). Keanehan itu itu memang dikreasikan oleh seniman ISI.
Sumur
Miring itu merupakan kreasi seni media luar ruang, bagian dari kreasi seni
instalasi yang dibuat oleh seniman kelahiran Magelang 23 Februari 1973 yang
bernama Andi Sules. Kreasi seni ini dibuatnya pada tahun 2004. Jadi hingga kini
usianya sudah mencapai delapan tahun.
Penempatan
Sumur Miring ini berada di persimpangan (pertigaan) jalan yang cukup strategis
di sisi barat kampus ISI. Letaknya yang persis di sudut pertigaan jalan menyebabkan
keberadaan Sumur Miring ini mudah dilihat orang. Dengan demikian tujuan agar
keberadaannya supaya selalu diingat orang tampaknya berhasil.
Karena sebagai karya seni, ya tidak ada airnya
Sumur
Miring ISI mungkin memang dibuat dengan maksud sebagai kreasi seni. Akan tetapi
karena ingatan orang akan keberadaannya terus mengendap, maka Sumur Miring ini
menjadi semacam ikon, semacam penciri khas, setidaknya untuk kawasan itu.
Bahkan identitas ini juga melebar dan meluas menjadi bagian ciri khas dari ISI
itu sendiri. Sumur Miring menjadi semacam monumen yang mengingatkan orang akan
ISI atau akan kawasan Dusun Prancak, dusun tempat ISI berdiri.
Tentu
bukan merupakan hal yang mudah untuk membangun sumur dengan konstruksi miring.
Untuk membangunnya diperlukan pengetahuan akan seni bangunan. Diperlukan
pengetahuan akan perhitungan mekanika. Posisi miring dari pasangan batu bata
yang direkat dengan semen mungkin untuk waktu tertentu masih akan bisa cukup
kuat. Akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu dimana semua benda fisik bisa
mengalami keausan, lebih-lebih dengan gaya tekan atau gaya tarik yang tidak
seimbang, akan sangat mempengaruhi kekuatan konstruksi dari bangunan tersebut.
Keausan
konstruksi Sumur Miring ini pun sudah terlihat. Sebagian sambungan antara tiang
dengan dinding sumur telah mengalami pelepasan batu bata di beberapa titik. Hal
ini menunjukkan pergeseran posisi sambungan, yang terjadi karena beban gaya
tarik dan tekan tidak seimbang karena faktor kemiringan yang sengaja dibuat.
Jika hal ini dibiarkan maka tiangnya suatu saat akan roboh.
sumur miring ISI lama-kelamaan bisa roboh juga
Sumur
Miring memang tidak dimaksudkan sebagai sumur dalam arti sesungguhnya, sebagai
sumber air. Ia hanyalah bagian dari kreasi seni instalasi. Perhatikan saja roda
kerekan ’penarik tali’-nya pun ada tiga buah dan dipasang berdekatan. Bahkan
satu rodanya dipasang terbalik (menghadap ke atas). Sumur Miring ini juga tidak
dalam, tidak lebih dari satu meter, pun tiada air di dalamnya.
Di
Yogya ada begitu banyak fenomena unik dan menarik. ISI salah satu dari daya
tarik itu. Sumur Miring juga bagian kecil dari daya tarik Yogya dan ISI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar